Pandemi COVID-19 telah memaksa negara di seluruh dunia merombak target pertumbuhan ekonominya termasuk Negara Repulik Indonesia. Berbagai kebijakan telah ditempuh untuk meredam dampak COVID-19 terhadap prospek ekonomi ke depan. Covid-19 pertama kali muncul dan dikenali di kota wuhan cina dan terus menyebar ke seluruh Dunia termasuk di Indonesia. Sampai saat di Indonesia pada tanggal 6 April 2020 ada sebanyak 2.491 terkonfirmasi positif, 2.090 dalam perawaran, 192 sembuh dan 209 atau 8,39 orang meninggal ttps://www.covid19.go.id). Beberapa lembaga internasional memproyeksikan pertumbuhan ekonoi Global dalam Pandemi COVID-19 akan negatif, seperti JP Morgan -1,1%, The Economicst Intelilgence unit -2,2% dan IMF menyatakan pertumbuhan Ekonoi negatif.....lanjut baca
Selamat Datang di Blog yang Berisi tentang permasalahan Ekonomi Makro dan Materi Perkuliahan terkait dengan Ekonomi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Langkah BI dalam Hadapi COVID-19
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, pada Kamis (9/4) menyampaikan 4 (empat) hal terkait perkembangan terkini dan kebijakan yang dite...
-
Himawan Arif Sutanto Data Envelopment Analysisis (DEA) diperkenalkan oleh Charnes, Cooper dan Rhodes (1978). Metode DEA dibuat sebagai alat ...
-
Kesejahteraan masyarakat dari aspek eknomi dapat diukur dengan tingkat pendapatan nasional perkapita. Untuk dapat meningkatkan pendapatan na...
-
A.MASALAH YANG MENYERTAI PEMBANGUNAN EKONOMI Tujuan pembangunan bukan hanya menginginkan adanya perubahan dalam arti peningkatan PDB tapi ju...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar